Selasa, 07 Juli 2009

ABORTUS IMMINENS

ABORTUS
ABORTUS IMMINENS ( masih dapat dipertahankan )
Definisi : Abortus imminens adalah perdarahan pada kehamilan <>

Abortus Inkomplit dan Komplit
PENDAHULUAN ABORTUS INKOMPLIT
Berjuta-juta wanita setiap tahunnya mengalami kehamilan yang tidak diinginkan. Beberapa kehamilan berakhir dengan kelahiran tetapi beberapa diantaranya diakhiri dengan abortus. Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan dan sebagai batasan digunakan kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram, sedangkan menurut WHO batasan usia kehamilan adalah sebelum 22 minggu.1
ABORTUS INKOMPLIT
Penatalaksanaan :
Kuretase
Infus NaCI / RL
Paska kuretase : Metil ergometrin 3×1 tab dan antibiotika
Observasi perdarahan.
Abortus Inkomplitus. Secara sederhana bisa disebut Aborsi tak lengkap, artinya sudah terjadi pengeluaran buah kehamilan tetapi tidak komplit, masih da sebagian janin yang tertinggal di rahim ibu dan harus di lakukan kuretase.
Abortus inkomplitus adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus. Perdarahan abortus ini dapat banyak sekali, sehingga dapat menyebabkan perdarahan banyak dan tidak berhenti sebelum hasil konsepsi dikeluarkan.
Ciri : perdarahan yang banyak, disertai kontraksi,serviks terbuka, sebagian jaringan keluar.
· Bila disertai syok karena perdarahan, berikan infus cairan NaCl fisiologis atau RL dan selekas mungkin ditransfusi darah
· Setelah syok teratasi, lakukan kerokan dengan kuret tajam lalu suntikkan ergometrin 0,2 mg IM
· Bila janin sudah keluar tetapi plasenta masih tertinggal,lakukan pengeluaran plasenta secara manual
· Berikan antibiotik untuk mencegah infeksi
Abortus Komplitus. Yang satu ini Abosi lengkap, yakni pengeluaran buah kehamilan sudah lengkap, sudah seluruhnya keluar.
Abortus kompletus terjadi dimana semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan. Pada penderita ditemukan perdarahan sedikit,ostium uteri sebagian besar telah menutup, dan uterus sudah banyak mengecil.
Ciri : perdarahan pervaginam, kontraksi uterus, ostium serviks menutup, ada keluar jaringan, tidak ada sisa dalam uterus.
· Bila kondisi pasien baik, berikan ergometrin 3 x 1 tablet selama 3-5 hari
· Bila pasien anemia berikan hematinik
· Berikan antibiotik untuk mencegah infeksi
· Anjurkan pasien untuk diet tinggi protein,vitamin dan mineral
Abortus dapat dibagi atas dua golongan yaitu:
· Menurut terjadinya dibedakan atas :
o Abortus spontan yairu abortus yang terjadi dengan sendirinya tanpa disengaja.
o Abortus provokatus (induksi abortus) adalah abortus yang disengaja, baik dengan memakai obat-obatan maupun dengan alat-alat.3 Abortus ini terbagi lagi menjadi:
§ Abortus medisinalis (abortus therapeutica) yaitu abortus karena tindakan kita sendiri, dengan alasan bila kehamilan dilanjutkan, dapat membahayakan jiwa ibu berdasarkan indikasi medis). Biasanya perlu mendapat persetujuan 2 sampai 3 tim dokter ahli.
§ Abortus kriminalis yaitu abortus yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan yang tidak legal atau tidak berdasarkan indikasi medis dan biasanya dilakukan secara sembunyi-sembunyi oleh tenaga tradisional.
· Menurut gambaran klinis, dibedakan atas:
ü Abortus membakat (imminens) yaitu abortus tingkat permulaan, dimana terjadi perdarahan pervaginam, ostium uteri masih tertutup dan hasil konsepsi masih baik dalam kandungan.
ü Abortus insipiens yaitu abortus yang sedang mengancam dimana serviks telah mendatar dan ostium uteri telah membuka, akan tetapi hasil konsepsi masih dalam kavum uteri.
ü Abortus inkomplit yaitu jika hanya sebagian hasil konsepsi yang dikeluarkan, yang tertinggal adalah desidua atau plasenta.
ü Abortus komplit artinya seluruh hasil konsepsi telah keluar (desidua atau fetus), sehingga rongga rahim kosong.
ü Missed abortion adalah abortus dimana fetus atau embrio telah meninggal dalam kandungan sebelum kehamilan 20 minggu, akan tetapi hasil konsepsi seluruhnya masih tertahan dalam kandungan selama 6 minggu atau lebih.
ü Abortus habitualis (keguguran berulang) adalah keadaan terjadinya abortus tiga kali berturut-turut atau lebih.
ü Abortus infeksiosa adalah abortus yang disertai infeksi genital.
ü Abortus septik adalah abortus yang disertai infeksi berat dengan penyebaran kuman ataupun toksinnya kedalam peredaran darah atau peritonium.
Selanjutnya dalam laporan kasus kali ini akan membahas mengenai abortus inkomplit infeksiosa provokatus. Seperti yang sudah dijelaskan diatas abortus inkomplit adalah keluarnya sebagian hasil konsepsi dari kavum uteri, tetapi masih ada yang tertinggal dan bila disertai dengan infeksi genitalia disebut abortus inkomplit infeksiosa.
Sedangkan abortus provokatus kriminalis merupakan abortus yang dilakukan tanpa indikasi medis. Sedikitnya kasus abortus ilegal yang diproses secara hukum sebenarnya tidak lepas dari kolusi antara wanita hamil dan pelaku abortus, disamping sulitnya menemukan bukti-bukti oleh para penegak hukum mengenai terjadinya tindak abortus ilegal. Keadaan ini menunjukkan bahwa pihak-pihak yang bersangkutan dengan abortus telah mengetahui abortus melanggar hukum, sehingga mereka berusaha menyembunyikan dari mata penegak hukum.
Alasan seorang wanita memilih terminasi kehamilan antara lain:
1. Ia mungkin seorang yang menjadi hamil diluar pernikahan
2. Pernikahan tidak kokoh seperti yang diharapkan sebelumnya.
3. Ia telah cukup anak dan tidak mungkin dapat membesarkan seorang anak lagi.
4. Janin ternyata telah terekspos oleh substansi teratogenik.
5. Ayah anak yang dikandungnya bukan suaminya.
6. Ayah anak yang dikandung bukan pria/suami yang diidamkan untuk perkawinannya.
7. Kehamilan adalah akibat perkosaan.
8. Wanita yang hamil menderita penyakit jantung yang berat.
9. Ia ingin mencegah lahirnya bayi dengan cacat bawaan.
10. Gagal metode kontrasepsi.
11. Anak terakhir masih kecil.
12. Ingin menyelesaikan pendidikan.
13. Ingin konsentrasi pada pekerjaan untuk menunjang kehidupan dengan anaknya.
14. Ada masalah dengan suami.
15. Ia merasa trerlalu tua/muda untuk mempunyai anak.
16. Ia terinfeksi HIV.
17. Suami menginginkan aborsi.
INSIDEN
Diperkirakan frekuensi keguguran spontan berkisar antara 10-15 %. Namun demikian, frekuensi seluruh keguguran yang pasti sukar ditentukan, karena abortus buatan banyak yang tidak dilaporkan, kecuali bila telah terjadi komplikasi. Juga karena sebagian keguguran spontan hanya disertai gejala dan tanda ringan, sehingga wanita tidak datang ke dokter atau rumah sakit.
Profil pelaku aborsi di Indonesia tidak sama persis dengan di Amerika. Akan tetapi gambaran dibawah ini memberikan kita bahan untuk dipertimbangkan. Seperti tertulis dalam buku “Facts of Life” oleh Brian Clowes, Phd.
Para wanita pelaku aborsi adalah:
Wanita Muda
Lebih dari separuh atau 57% wanita pelaku aborsi, adalah mereka yang berusia dibawah 25 tahun. Bahkan 24% dari mereka adalah wanita remaja berusia dibawah 19 tahun.
Belum Menikah
Jika terjadi kehamilan diluar nikah, 82% wanita di Amerika akan melakukan aborsi. Jadi, para wanita muda yang hamil diluar nikah, cenderung dengan mudah akan memilih membunuh anaknya sendiri
Untuk di Indonesia, jumlah ini tentunya lebih besar, karena didalam adat Timur, kehamilan diluar nikah adalah merupakan aib, dan merupakan suatu tragedi yang sangat tidak bisa diterima masyarakat maupun lingkungan keluarga.
ETIOLOGI
Ada beberapa faktor penyebab terjadinya abortus yaitu :
· Faktor genetik
o Sekitar 5 % abortus terjadi karena faktor genetik.
o Paling sering ditemukannya kromosom trisomi dengan trisomi
· Faktor anatomi : Faktor anatomi kogenital dan didapat pernah dilaporkan timbul pada 10-15 % wanita dengan abortus spontan yang rekuren.
o Lesi anatomi kogenital yaitu kelainan duktus Mullerian (uterus bersepta). Duktus mullerian biasanya ditemukan pada keguguran trimester ke dua.
o Kelainan kogenital arteri uterina yang membahayakan aliran darah endometrrium.
o Kelainan yang didapat misalnya adhesi intrauterun (synechia), leimioma, dan endometriosis.
· Faktor endokrin
o Faktor endokrin berpotensial menyebabkan aborsi pada sekitar 10-20 % kasus.
o Insufisiensi fase luteal ( fungsi corpus luteum yang abnormal dengan tidak cukupnya produksi progesteron).
o Hipotiroidisme, hipoprolaktinemia, diabetes dan sindrom polikistik ovarium merupakan faktor kontribusi pada keguguran.
· Faktor infeksi
o Infeksi termasuk infeksi yang diakibatkan oleh TORC (Toksoplasma, Rubella, Cytomegalovirus) dan malaria. 11
· Faktor imunologi
o Terdapat antibodikardiolipid yang mengakibatkan pembekuan darah dibelakang ari-ari sehingga mengakibatkan kematian janin karena kurangnya aliran darah dari ari-ari tersebut.11
PATOGENESA
Fetus dan plasenta keluar bersamaan pada saat aborsi yang terjadi sebelum minggu ke sepuluh, tetapi terpisah kemudian. Ketika plasenta, seluruh atau sebagian tertinggal didalam uterus, perdarahan terjadi dengan cepat atau kemudian.12 Pada permulaan terjadi perdarahan dalam desidua basalis, diikuti oleh nekrosis jaringan sekitarnya, kemudian sebagian atau seluruh hasil konsepsi terlepas. Karena dianggap benda asing, maka uterus akan berkontraksi untuk mengeluarkannya. Pada kehamilan di bawah 8 minggu, hasil konsepsi dikeluarkan seluruhnya, karena vili korialis belum menembus desidua terlalu dalam; sedangkan pada kemailan 8-14 minggu, telah masuk agak dalam, sehingga sebagian keluar dan sebagian lagi akan tertinggal.3 Hilangnya kontraksi yang dihasilkan dari aktivitas kontraksi dan retraksi miometrium menyebabkan banyak terjadi perdarahan.12
Pada abrotus provokatus kriminalis, mikroorganisme dapat mencapai vulva, vagina dan uterus dengan slah satu cara di bawah ini:1
· Droplet injection dari pelaku abortus
· Tangan pelaku dan alat yang digunakan
· Debu
· Sprei tempat tidur, kasa penutup luka
Patogenesis terjadinya infeksi
Bakteri menyebabkan penyakit berdasarkan 3 mekanisme dasar yaitu:
1. Invasi ke jaringan
Kemampuan dari beberapa bakteri tergantung dari luasnya enzim yang bekerja ektraseluler. Contohnya banyak bakteri Gram positif memproduksi hyaluronidase dan kollagenase. Enzim ini meningkatkan difusi melalui jaringan penyambung dengan cara depolimerase asam hyaluronidase. Pada abortus provokatus kriminalis, invasi mikroba sangat dipermudah dengan adanya jejas pada mukoa uterus.
2. Reaksi hipersensitivitas
KEGAGALAN MENGELIMINASI MIKROORGANISME
Ada banyak infeksi dimana mikroorganisme tidak dapat dieliminasi dari tubuh tetapi menetap pada hospes selama beberapa bulan, tahun atau seumur hidup. Hal ini dilihat sebagai kegagalan dari mekanisme pertahanan tubuh yang memang telah dibentuk untuk mengeliminasi mikroorganisme-mikroorganisme yang menyerang jaringan.
INTERAKSI ANTIMIKROBA-MIKROBA
Antimikroba ada yang bersifat menghalangi pertumbuhan mikroba, dikenal sebagai aktivitas bekteriostatik dan ada yang bersifat membunuh mikroba, dikenal sebgai aktivitas bakterisid. Sebagai contoh Penisilin G aktif terhadap bakteri gram positif tetapi tidak pada gram negatif.

3. Resistensi mikroba
Resistensi pada suatu sel mikroba ialah suatu sifat dimana kehidupannya tidak diganggu oleh antimikroba. Sifat ini dapat merupakan suatu mekanisme alamiah untuk bertahan hidup.
GAMBARAN KLINIS
Gejala abortus inkomplit berupa amenorea, sakit perut, dan mulas-mulas. Perdarahan bisa sedikit atau banyak, dan biasanya berupa stolsel (darah beku); sudah ada keluar fetus atau jaringan. Pada abortus yang sudah lama terjadi atau pada abortus provokatus yang dilakukan oleh orang yang tidak ahli, sering terjadi infeksi. Tanda-tanda infeksi alat genital berupa demam, nadi cepat, perdarahan, berbau, uterus membesar dan lembek, nyeri tekan, luekositosis. Pada pemeriksaan dalam untuk abortus yang baru saja terjadi didapati serviks terbuka, kadang-kadang dapat diraba sisa-sisa jaringan dalam kanalis servikalis atau kavum uteri, serta uterus berukuran kecil dari seharusnya.
Teknik tradisional yang biasa digunakan pada abortus provokatus kriminalis:
· Masase yang lama dan kuat pada uterus hamil
· Insersi kateter, batu-batu, kawat-kawat tajam ke dalam vagina dan serviks
· Minum jamu-jamuan, substansi yang kaustik
· Daun-daun, akar-akar, kayu-kayuan dan pewarna
· Makan-obat-obat kontrasepsi dalam jumlah yang banyak sekaligus
· ada juga dilaporkan jatuh dari tempat yang tinggi, berdansa, melakukan hubungan seksual dengan keras dan dalam waktu yang lama.
DIAGNOSIS
Diagnosis abortus inkomplit ditegakkan berdasarkan :
· Anamnesis
o Adanya amenore pada masa reproduksi
o Perdarahan pervaginam disertai jaringan hasil konsepsi
o Rasa sakit atau keram perut di daerah atas simpisis
· Pemeriksaan Fisis
o Abdomen biasanya lembek dan tidak nyeri tekan
o Pada pemeriksaan pelvis, sisa hasil konsepsi ditemukan di dalam uterus, dapat juga menonjol keluar, atau didapatkan di liang vagina.
o Serviks terlihat dilatasi dan tidak menonjol.
o Pada pemeriksaan bimanual didapatkan uterus membesar dan lunak.
· Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium berupa tes kehamilan, hemoglobin, leukosit, waktu bekuan, waktu perdarahan, trombosit., dan GDS.
2. Pemeriksaan USG ditemukan kantung gestasi tidak utuh, ada sisa hasil konsepsi.
DIAGNOSIS BANDING
a. Abortus komplit
b. Kehamilan ektopik
PENATALAKSANAAN
1. Memperbaiki keadaan umum. Bila perdarahan banyak, berikan transfusi darah dan cairan yang cukup.
2. Pemberian antibiotika yang cukup tepat
Ø Suntikan penisilin 1 juta satuan tiap 6 jam
Ø Suntikan streptomisin 500 mg setiap 12 jam
Ø atau antibiotika spektrum luas lainnya
3. 24 sampai 48 jam setelah dilindungi dengan antibiotika atau lebih cepat bila terjadi perdarahan yang banyak, lakukan dilatasi dan kuretase untuk mengeluarkan hasil konsepsi.
4. Pemberian infus dan antibiotika diteruskan menurut kebutuhan dan kemajuan penderita.
Semua pasien abortus disuntik vaksin serap tetanus 0,5 cc IM. Umumnya setelah tindakan kuretase pasien abortus dapat segera pulang ke rumah. Kecuali bila ada komplikasi seperti perdarahan banyak yang menyebabkan anemia berat atau infeksi.2 Pasien dianjurkan istirahat selama 1 sampai 2 hari. Pasien dianjurkan kembali ke dokter bila pasien mengalami kram demam yang memburuk atau nyeri setelah perdarahan baru yang ringan atau gejala yang lebih berat.13 Tujuan perawatan untuk mengatasi anemia dan infeksi. Sebelum dilakukan kuretase keluarga terdekat pasien menandatangani surat persetujuan tindakan.
KOMPLIKASI
a. Perdarahan, Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil konsepsi dan jika perlu pemberian transfusi darah. Kematian karena perdarahan dapat terjadi apabila pertolongan tidak diberikan pada waktunya.
b. Perforasi, Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi hiperretrofleksi. Terjadi robekan pada rahim, misalnya abortus provokatus kriminalis. Dengan adanya dugaan atau kepastian terjadinya perforasi, laparatomi harus segera dilakukan untuk menentukan luasnya perlukaan pada uterus dan apakah ada perlukan alat-alat lain.
c. Syok, Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dan karena infeksi berat.
d. Infeksi, Sebenarnya pada genitalia eksterna dan vagina dihuni oleh bakteri yang merupakan flora normal. Khususnya pada genitalia eksterna yaitu staphylococci, streptococci, Gram negatif enteric bacilli, Mycoplasma, Treponema (selain T. paliidum), Leptospira, jamur, Trichomonas vaginalis, sedangkan pada vagina ada lactobacili,streptococci, staphylococci, Gram negatif enteric bacilli, Clostridium sp., Bacteroides sp, Listeria dan jamur. Umumnya pada abortus infeksiosa, infeksi terbatas padsa desidua. Pada abortus septik virulensi bakteri tinggi dan infeksi menyebar ke perimetrium, tuba, parametrium, dan peritonium. Organisme-organisme yang paling sering bertanggung jawab terhadap infeksi paska abortus adalah E.coli, Streptococcus non hemolitikus, Streptococci anaerob, Staphylococcus aureus, Streptococcus hemolitikus, dan Clostridium perfringens. Bakteri lain yang kadang dijumpai adalah Neisseria gonorrhoeae, Pneumococcus dan Clostridium tetani. Streptococcus pyogenes potensial berbahaya oleh karena dapat membentuk gas.


PROGNOSIS
Prognosis keberhasilan kehamilan tergantung dari etiologi aborsi spontan sebelumnya.
· Perbaikan endokrin yang abnormal pada wanita dengan abotus yang rekuren mempunyai prognosis yang baik sekitar >90 %
· Pada wanita keguguran dengan etiologi yang tidak diketahui, kemungkinan keberhasilan kehamilan sekitar 40-80 %
· Sekitar 77 % angka kelahiran hidup setelah pemeriksaan aktivitas jantung janin pada kehamilan 5 sampai 6 minggu pada wanita dengan 2 atau lebih aborsi spontan yang tidak jelas.
AKIBAT-AKIBATNYATindakan-tindakan Aborsi dapat mengakibatkan hal-hal yang negatif pada tubuh kita, yang meliputi dimensi jasmani dan psykologis. Akibat-akibatnya yakni:
1. Sudut Jasmani
a. Tindakan kuret pada Aborsi bisa menimbulkan efek-efek pendarahan atau infeksi, dan apabila dikerjakan bukan oleh dokter ahlinya maka alat-alat kuret yang dipakai mungkin tembus sampai ke perut dan dapat mendatangkan kematian.
b. Infeksi di rahim dapat menutup saluran tuba dan menyebabkan kemandulan.
c. Penyumbatan pembuluh darah yang terbuka oleh gelembung udara, karena banyak pembuluh darah yang terbuka pada luka selaput lendir rahim dan gelembung udara bisa masuk ikut beredar bersama aliran darah dan apabila tiba pada pembuluh darah yang lebih kecil, yaitu pada jantung, paru-paru, otak atau ginjal, maka bisa mengakibatkan kematian.
d. Perobekan dinding rahim oleh alat-alat yang dimasukkan ke dalamnya akan mengakibatkan penumpukan darah dalam rongga perut yang makin lama makin banyak yang menyebabkan kematian.
e. Penanganan Aborsi yang tidak steril bisa mengakibatkan keracunan yang membawa kepada kematian.
f. Menstruasi menjadi tidak teratur
g. Tubuh menjadi lemah dan sering keguguran
2. Sudut Psykologis
a) Pihak wanita
Setelah seorang wanita melakukan tindakan Aborsi ini, maka ia akan tertindih perasaan bersalah yang dapat membahayakan jiwanya. Kalau tidak secepatnya ditolong, maka ia akan mengalami depresi berat, frustrasi dan kekosongan jiwa.
b) Pihak Pria
Rasa tanggung jawab dari si pria yang menganjurkan Aborsi akan berkurang, pandangannya tentang nilai hidup sangat rendah; penghargaannya terhadap anugerah Allah menjadi merosot.
c) Sudut Hukum
KUHP di Indonesia yang diberlakukan sejak 1918 tidak membenarkan tindakan Aborsi dengan dalih apapun. Aborsi dianggap tindak pidana yang dapat dikenakan hukuman, yang diatur dalam pasal 283,299,346 hingga 349 dan 535).

ABORTUS TERAPI

Keguguran adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan.
Dibawah ini dikemukakan beberapa defenisi para ahli tentang abortus yaitu:
1. EASTMAN : Abortus adalah keadaan terputusnya suatu ke- H dimana fetus belum sanggup hidup sendiri di luar uterus. Belum sanggup diartikan apabila fetus itu beratnya terletak antara 400- 100 gr, atau usia ke- H kurang dari 28 minggu.
2. JEFFCOAT : Abortus adalah pengeluaran dari hasil konsepsi sebelum usia ke- H 28 minggu, yaitu fetus belum viable by law.
3. HOLMER : Abortus adalah terputusnya ke- H sebelum minggu ke 16, dimana proses plasentasi belum selesai.

Faktor- faktor penyebab sangat banyak.Pada bulan pertama dari ke-H yang mengalami abortus , hampir selalu diketahui oleh matinya fetus.

ETIOLOGI
Faktor- faktor yang menyebabkan kematian fetus adalah faktor ovim sendiri, faktor ibu dan faktor bapak.
1 Kelainan Ovum
Menurut HERTIK dkk.pertumbuhan abnormal dari fetus sering menyebabkan abortus spontan. Menurut penyelidikan meraka, dari 1000 abortus spontan, maka 48,9% disebabkan karena ovum yang patologis, 3,2% disebabkan oleh kelainan letak embrio dan 9,6% disebabkan karena plasenta yang abnormal.
2 Kelainan Genitalia Ibu
Misalnya pada ibu yang menderita:
- tidak sempurnanya persiapan uterus dalam menanti nidasi dari ovum yang sudah dibuahi, seperti kurangnya progesterone atau estrogen, endometritus, mioma subrnukosa.
- Uterus terlalu cepat terfegang (ke-H ganda, mola)
- Distorsia uterus, misalnya karena terdorong oleh tumor pelius.
3 Gangguan Sirkulasi Plasenta
Kita jumpai pada yang menderita penyakit, nerfritus, hipertensi, toksemia gradivarum, anomia plasenta, dan endarteritus oleh karena luas.
4 Penyakit- penyakit ibu
Misalnya pada :
- penyakit infeksi yang menyebabkan demam tinggi, seperti pneumonia, tifoid, pielitis, demam malta, dsb.kematian fetus dapat disebabkan karena toksin dari ibu atau virus pada fetus.
- Keracunan PB, nikotin, gas racun, alkohol, dll
- Malnutrisi, avitaminosis dan gangguan metagolisme,hipotiroid, kekurangan vitamin A, C, dan E diabetes mellitus.
5 Perangsangan pada ibu yang menyebabkan uterus berkontraksi
Umpanya: sangat terkejut, obat- obat uterotonika, ketakutan laparitomo, dll. Atau dapat juga karena trauma langsung terhadap fetus.
6 Penyakit bapak.
Umur lanjut, penyakit kronis seperti : TBC, anomi, dekompensasi kordis, malnutrisi, nefritis, sifilis, keracunan (alcohol, nikotin, pb dan lain- lain) smar roentgen, avitaminosis.

PATALOGI
Pada permulaan, terjadi perdarahan dalam desidua basalis, diikuti oleh nekrosis jaringan sekitarnya. Kemudian sebagian atau seluruh hasil konspsi terlepas. Karena dianggap benda asing, maka uterus berkontraksi untuk mengeluarkannya. Pada ke- H dibawah 8 minggu hasil konsepsi dikeluarkan seluruhnya, karena vili korealis belum menembus desidua terlepas dalam; sedangkan pada ke- H 8- 14 minggu, telah masuk agak dalam, sehingga sebagian keluar dan sebagian lagi akan tertinggal, karena itu akan banyak terjadi perdarahan.


KLASIFIKASI
Abortus dapat dibagi atas dua golongan :
1. Abortus Spontan
Adalah abortus yang terjadi dengan tidak diketahui faktor- faktor mekanis ataupun medisinalis, semata- mata disebabkan oleh faktor- faktor alamiah.
2. Abortus pravokatus (Induced Abortion)
Adalah abortus yang disengaja, baik dengan memakai obat- obatan naupun alat- alat. Abortus ini ternbagi lagi menjadi:
a. Abortus medisinalis (abortus therapeutico)
adalah abortus karena tindakan kita sendiri, dengan alasan bila ke- H dilanjutkan dapat membahayakan jiwa ibu (berdasarkan indikasi medis). Biasanya perlu mendapatkan persetujuan sampai 2 sampai 3 tim dokter ahli.
b. Abortus kriminalis
Adalah abortus yang terjadi oleh karena tindakan- tindakan yang tidak legal tau tidak berdasarkan indikasi medis.

KLINIS ABORTUS SPONTAN
Dapat dibagi atas:
1. Abortus kompletus (keguguran lengkap) : artinya seluruh hasil konsepsi dikeluarkan (desidua dan fetus), sehingga rahim kosong.
Terapi : hanya dengan uterotonika
2. Abortus Inkompletus (keguguran tersisa) : hanya sebagian dari hasil konsepsi yang dikeluarkan, yang tertinggal adalah desidua atau plasenta.
Gejala : didapati antara lain adalah amenorea, sakit perut, dan mulas- mulas : perdarahan yang bisa sedikit, atau banyak keluar fetus atau jaringan, pada abortus yang sudah lama terjadi atau pada abortus provokator yang dilakukan oleh orang yang tidak ahli.
Terapi : bila ada tanda – tanda syok maka atasi dulu dengan pemberian cairan dan tranfusi darah. Kemudian keluarkan jaringan secepat mungkin dengan metode digital dan kuretase. Setelah itu beri obat- obat utentonika dan antibiotika.
3. Abortus Insiplens (keguguran sedang berlangsung) : adalah abortus yang sedang berlangsung, dengan ostium sudah terbuka dan ketuban yang teraba ke- H tidak dapat dipertahankan lagi.
Terapi : seperti abortus inkompleus

4. Abortus Iminens (keguguran membakat) : keguguran yang membakat dan akan terjadi. Dalam hal ini dikeluarkan fetus masih dapat dicegah dengan memberikan obat- obat nominal dan antipasmodika serta istirahat.
5. Missed Abortion : adalah keadaan dimana janin sudah mati, tetapi tetap berada dalam rahim dan tidak dikeluarkan selama 2 bulan atau lebih.
Gejala : dijumpai amenorea : perdarahan sedikit- sedikit yang berulang pada permulaannya, serta selama abservasi fundus tidak bertambah tinggi, malah tambah rendah. Kalau tadinya ada gejala- gejala ke- H, belakangan menghilang, diiringi dengan reaksi ke- H yang menjadi negative pada 2- 3 minggu tertutup dan ada darah sedikit. Sekali- sekali pasien merasa perutnya dingin atau kosong.
Terapi : Berikan obat dengan maksud agar terjadi HIS sehingga fetus dan desidua dapat dikeluarkan, kalau tidak berhasil lakukan dilatasi dan kuretase. Dapat juga dilakukan histerotomia anterior. Hendaknya pada penderita juga berikan tonika dan antibiotika.

Komplikasi : Bisa timbul Hipo atau afibrinogenemia. Fetus yang sudah mati begitu melekatnya pada rahim sehingga sulit sekali untuk dilakukan Kuretase.

6. Abortus Habitualis (keguguran berulang)
Adalah keadaan dimana penderita mengalami keguguran berturut-turut 3 kali atau lebih.

Etiologi : 1). Kelainan dari ovum atau spermatozoa, dimana kalau terjadi pembuahan hasilnya adalah pembuahan yang patologis.
2) Kesalahan- kesalahan pada Ibu, yaitu disfungsi tyroid, kesalahan korpus luteum, kesalahan plasenta, yaitu tidak sanggupnya plasenta menghasilkan progesterone sesudah korpus luteum atrofis.
Pemeriksaan : 1) Histerosalfingografi, untuk mengetahui ada tidkanya mioma uterus subimukosa dan anomali kongenital.
2) BMR dan kadar jodium darah diukur untuk mengetahui apakah ada atau tidak gangguan glandula thysoldea.
Terapi : 1). Pengobatan pada kelainan endometrium pada abortus habitualis lebih besar hasilnya jika dilakukan sebelum ada konsepsi daripada sesudahnya. Merokok dan minum alkohol sebaiknya dikurangi atau dihentikan. Pada serviks inkompeten terapinya adalah operatif : SHIRODKAR dan MC. DONALD (servical cerdage)

7. Abortus Infeksiosus Dan Abortus Septik
Adalah keguguran yang disertai infeksi ginjal. Abortus seplik adalah keguguran yang disertai infeksi berat dengan penyebaran kuman atau toksinnya ke dalam peredaran darah atau perikoneum.
Diagnosis : a). Adanya abortus : amenore, perdarahan keluar jaringan yang telah ditolong di luar rumah sakit.
b). Pemeriksanaan : kanalis serukalis terbuka, teraba jaringan perdarahan sebagai berikut.
c). Tanda-tanda infeksi alat genital : demam, nadi cepat, perdarahan, berbau, uterus besar dan lembek, nyeri tekan lekositosis.
d). Pada abortus septik : kelihatan sakit berat, panas tinggi, menggigil, nadi kecil dan cepat, tekanan darah turun sampai syok. Perlu di observasi apakah ada tanda perfora atau akut abdomen.

Terapi : 1). Bila perdarahan banyak, berikan transfuse darah dan cairan yang cukup
2) Berikan antibiotika, dan tepat (buat pemeriksaan pembiakan dan uji kepekaan obat):
- berikan suntikan penisilin 1 juta satuan tiap 6 jam
- berikan suntikan streptomisin 500 mg setiap 12 jam
- atau antigiotika spektrum luas lainnya
3) 24- 48 jam setelah dilindungi dengan antibiotika atau lebih cepat bila terjadi perdarahan banyak; lakukan dilatasi dan kuretase untuk mengeluarkan.
4) Infuse dan pemberian antibiotika diteruskan menurut keutuhan dan kemajuan penderita
5) Pada abortus septic terapi sama saja, hanya dosis dan jenis antibiotic ditinggikan dan dipilih jenis yang tepat sesuai dengan hasil pembiakan dan uji kepekakan kuman

KOMPLIKASI ABORTUS
1. Perdarahan (hemorrhage)
2. Perforasi : sering terjadi sewaktu dilatasi dan kuratase yang dilakukan oleh tenaga yang tidak ahli dan dukun.











Gambar. Abortus Kompletus














Gambar. Abortus Inkompletus


3. Infeksi dan tetanus
4. Payah ginjal akut
5. syok, pada abortus dapat disebabkan oleh :
a. perdarahan yang banyak disebut syok nemoragik
b. infeksi berat atau sepsis disebut syok septic atau endoseptik












Gambar. Abortus Insipiens












Gambar. Abortus Iminens














Gambar. Missed Abortion



Kelainan diluar nikah dan kehamilan tidak diinginkan
Kehamilan tidak diinginkan biasanya dialami oleh para remaja yang dikarenakan seks pra nikah atau seks bebas. Meskipun tidak menutupi kemungkinan bahwa kehamilan tidak diinginkan juga dapat terjadi pada ibu dengan status marital atau pasangan suami istri yang sudah menikah yang sedang tidak merencanakan kehamilan, hal ini biasanya dikarenakan kegagalan alat kontrasepsi. Kedua hal tersebut sama- sama memberi dampak psikologis –pada ibu hamil.

Reaksi wanita yang mengalami hamil diluar niakh:
a. Melarikan diri dari tanggung jawab, melakukan abortus, membuang anaknya, menitipkan anak ke orang lain atau panti asuhan.
b. Berusaha melakukan aborsi dan bunuh diri.
c. Melakukan pekerjaan sebagai seorang ibu walau dengan keterpaksaan

Pada kehamilan diluar nikah dan kehamilan tidak diinginkan bila kehamilan dipertahankan kemungkinan orang tuanya akan menjadi single parents, bila pasangan tidak mau menikahinya. Kalau terjadi pernikahan bisa terjadi perkawinan bermasalah dengan beban perasaan tidak nyaman, stress, dihantui rasa malu, merasa bersalah atau berdosa, depresi tau tertekan, pesimis dan lain- lain.







KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat-Nya saya bisa menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “ABORTUS” penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada guru pembimbing.
Penyusunan makalah ini kita ketahui belum sempurna. Oleh karena itu semua kritik dan saran dan pendapat akan di terima dengan terbuka.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.


Padangsidimpuan, April 2009

Penyusun


Cari Blog Ini

Mau Coba-Coba

Mengenai Saya

Foto saya
Pasid, Sumut, Indonesia
Saya hanya sebatang pohon yang rimbun yang hanya ingin melindungi orang-orang dari terik sinar matahari dan hujan yang deras